|
|
|
|
|
|
|
Akhirnya aku pergi ke negeri bidadari. Atau... mungkin justru ia yang turun meluruhi bumi, menemui khayalan yang terlalu lama membubung tinggi. Saat sayup kupanggil namanya seketika dunia tanpa suara karena yang kurasa hanya ada aku, dia dan menghilangnya semua tabir dan seluruh rahasia. Ya.. tabir yang telah terpendam lama selama enamratusan surya. Lalu di bawah bayangan pelepah palma itu kurebahkan sepotong mawar di tangannya sebagai pertanda bahwa di hati ini tumbuh lebih banyak lagi kembang-kembang yang sama. "Terimakasih" katanya, dan mulai saat itu khayalankupun menjadi terang seterang cahaya... "Bergabunglah denganku di balik keriuhan ujung pesta akademiku" pesan pendeknya menghampiriku saat kutinggalkan ia menuju tanah yang pernah sekali kutuju. "Maafkan aku, tunggulah hingga suatu waktu aku datang kepadamu untuk melumerkan seluruh kebekuan itu dan meresonansikan rasa kita yang semoga selalu bermusim berbunga. Dan akhirnya kubawa janji itu padamu untuk menghabiskan waktu dan memroyeksikan mimpiku yang dahulu selalu kelabu. Lalu saat sengatan matahari kenjeran itu menyerah ke dalam setiap sisi tawamu tak kurasakan lagi lelah ataupun nikmatnya buah yang kau bawakan untuk dahagaku karena yang kuinginkan saat itu hanya menikmati aliran waktu, berdua denganmu dan membuat hari ini menjadi hari yang teranugerahi karena ia tak lagi sekedar mimpi...
Yogyakarta, Maret 2006
|
|
|
|
|
|
|
|
|