|
|
|
|
|
|
|
Akhirnya penantian bertahun-tahun usai sudah. Meski belum berjubah toga, step akhir untuk reborn-ku terlewati. Tanggal 29 lalu aku lulus pendadaran.. Syukur hanya kepada yang menguasai nasibku, sujud hanya kepada penguasa nyawaku.
Bahagia memang, bahwa ada ganjalan yang berhasil kusirnakan. Namun risau juga saat melihat kawan-kawanku yang telah lulus beberapa tahun lalu yang saat itu menungguiku ternyata belum diberi kesempatan untuk menikmati bagaimana rasanya tetesan keringat menjadi pekerja. Kawan-kawan yang baik, yang relatif bersih saat kuliah, hampir tak pernah mencontek, bahkan ada yang sering menjadi tempat untuk meminjam catatan saking rajin dan rapinya. Mereka amat pintar dengan IPK yang bisa dikatakan lumayan. Namun..... :-(
Tanggal 31 Agustus aku mengurus surat bebas SPP. Ternyata Wakil Dekan I, sedang menguji pendadaran sampai jam tiga. Lama kutunggu beliau demi mendapat tanda tangannya. Tiba-tiba Pak Dekan datang, sebentar beliau mengintip ruang Wakil Dekan I lalu menghampiriku. "Nunggu Bu Peni Dik...?" tanya beliau. "Betul Pak..." "Wah... sudah lama ya?" "Betul Pak, sekitar setengah jam lalu." jawabku dengan hati-hati. "Ehm... saya ini sekarang sedang pusing Dik. Betul-betul pusing...!!" Dekanku mulai bercerita. Senyum khasnya mengembang membuat perhatianku tertuju pada kata-katanya. Dulu ketika masih agak aktif di intra beberapa kali aku terlibat pembicaraan dengan beliau. Kutandai, biasanya kalau beliau sudah mengajak ngobrol begitu, baru ada masalah yang berhubungan dengan mahasiswa. Kalau bukan kelembagaan yaa.. tentang kelakuan mahasiswa yang memalukan. Kadang pula beliau pengin tahu pendapat mahasiswa mengenai sesuatu. "Pusing? Maksudnya gimana Pak?" "Begini... baru saja saya dapat kiriman surat dari sebuah departemen. Isinya dilampiri transkrip nilai alumni kita yang bekerja di departemen itu meminta check karena ada kecurigaan pemalsuan. Ternyata setelah dicheck, alumni kita itu benar memalsukan IP. Seharusnya 2,6 tapi diganti 3,12. Apa nggak keterlaluan? Dulu hal semacam ini pernah terjadi dan repotnya institusi yang ditipu itu tidak mau lagi menerima alumni kita. Nah pusing kan..?!!" seulas senyum mengembang di wajahnya, namun aku meliat kejengkelan yang amat sangat dari intonasi bicaranya. Menurutku kalau IPK 2,6 seharusnya tidak lolos pada awal penjaringan. Berarti pemalsuan dilakukan pada awal mendaftar. Hmm... takut juga aku mendengar cerita itu. Beberapa waktu lagi departemen itu mau membuka lowongan PNS. Kalau sampai di black list bakal kerepotan juga aku nanti. Sebenarnya yang namanya penjahat pasti dapat berada di mana-mana. Salah satu penerjemahan filosofi "yin dan yang" menyebutkan bahwa di lingkaran hitam kadang terdapat kesucian warna putih dan di lingkaran putih selalu ada noda hitam mungkin berlaku di sini. Tidak seluruh alumni kami melakukan tindakan sebodoh itu. Mungkin justru ada orang terbaik yang telah diproduksi. "Trus sekarang gimana Pak...?" tanyaku lagi dengan gamang. "Secara institusi kami akan minta maaf dengan departemen bersangkutan, bagaimanapun dia alumni kita. Tetapi untuk urusan hukum biar mereka selesaikan sendiri secara internal..."
Ada kegeraman memang. Justru di saat yang seperti ini ada noda sefatal itu.
Yaah.. bagaimanapun jika kita melakukan sesuatu dengan kejujuran, Tuhan pasti akan menunjukkan tempat terbaik bagi kita walaupun mungkin justru sesuatu itu kurang kita suka. Kesabaran melewati ujian dan kepasrahan dengan takdirNya itulah pasti yang lebih utama.
Kawan-kawan baikku, sabar ya dalam menunggu pekerjaan. Sebentar lagi kita berjuang bersama-sama. Semoga seluruh usaha dapat kita sandarkan di jalanNya. Semoga fajar terang akan segera mengiringi kita....!!
|
|
|
|
|
|
|
|
Bunga indah itupun kembali Menggenapi janji pada yang memiliki Dan pulang beriring rintik kasih sayang.
Bunga yang tak pernah kulihat Namun kuyakin sangat indah Seindah kuncup mungil bidadari Yang ia lindungi di bawah rimbun kelopak hati Bunga itu bernama bunga kayangan, Berhati lembut selembut cahaya rembulan
Terimakasih telah menjaga kuncup itu Kucup yang kupastikan akan seindah engkau Seindah bunga-bunga di taman cinta... Dan dengan seluruh doa, pengharapan ini telah tercipta. Selamat jalan nenek, tempat terindah telah menunggu
dan dalam dukaku ilalangpun tunduk me-layu
|
|
|
|
|
|
| |
|
|